The 9th World Halal Conference 2016 (WHC 2016) merupakan bagian dari kegiatan World Halal Week 2016 (WHW 2016) yang diselenggarakan pada Tanggal 28 Maret – 2 April 2016 selain acara 13th Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) dan 7th JAKIM (Department of Islamic Development Malaysia) International Halal Certification Bodies Convention di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC). Acara ini diselenggarakan oleh Ministry of International Trade and Industry (MITI), bekerjasama dengan Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE), Halal Industry Development Corporation (HDC) dan Department of Islamic Development Malaysia (JAKIM).
The 9th World Halal Conference 2016 (WHC 2016) dengan tema “Halal at The Forefront of Economic and Social Change” disambut oleh Tun Abdullah Haji Ahmad Badawi (Patron WHC 2016 and former Malaysian Prime Minister) dan dibuka oleh Dato’ Sri Mustapa Mohamed (Minister of International Trade and Industry, Malaysia). Acara ini dihadiri oleh beberapa Menteri Malaysia dan delegasi pejabat/kepala pemerintahan, pimpinan perusahaan, regional experts, dan profesional dari berbagai negara seperti UAE, Turki, Jepang, China, Korea Selatan, Qatar, Thailand, Inggris, Belanda, Afrika Selatan, Brunei Darussalam, Filipina, Arab Saudi, Pakistan dan Indonesia sebanyak 1500 orang dari 50 negara. Delegasi Indonesia dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, MUI, Yasayan Produk Halal Indonesia dan 50 perusahaan pameran.
Dato’ Sri Mustapa Mohamed, Minister of MITI Malaysia, dalam pembukaannya menyampaikan bahwa :
- Penduduk Muslim dunia akan meningkat 35% pada tahun 2035, atau meningkat dari 1,8 Milyar menjadi 2,2 Milyar. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara Muslim telah menyebabkan peningkatan pendapatan, sehingga dibutuhkan kepastian keberlanjutan penyediaan makanan dan produk halal.
- Pasar halal global senilai RM 8,9 triliun (USD 2,3 triliun) per tahun dengan makanan halal saja diperkirakan mencapai RM 2,68 Miliar (USD 0,693 Miliar).
- Malaysia sebagai salah satu negara yang paling maju dalam ekonomi syariah, masuk dalam kategori tiga tertinggi dalam hal makanan halal, keuangan syariah dan indikator wisata halal.
- Malaysia telah menjadi pemimpin dalam industri halal dunia sejak tahun 1974, tahun 2000 Malaysia menjadi negara pertama yang memiliki dokumentasi dan jaminan halal yang sistematis untuk standar halal.
- Total investasi dalam industri halal telah berkembang dari RM 4,1 Miliar (USD 1 Miliar) di tahun 2012 menjadi RM 10,6 Miliar (USD 2,7 Miliar) di tahun 2015. Perusahaan bersertifikat halal jumlahnya sudah meningkat dua kali lipat, dari 2.336 perusahaan di tahun 2011 menjadi 5.726 perusahaan di tahun 2015.
- Ekspor halal Malaysia pada tahun 2015 sekitar RM 39 Miliar (USD 10 Miliar), jumlah ini merupakan peningkatan yang sangat besardari RM 24 miliar (USD 6,2 Miliar) pada tahun 2011. Pasar ekspor produk halal Malaysia meliputi China, Singapura, Indonesia, Jepang dan Thailand.
Catatan Penting Presentasi dan Diskusi :
- Konferensi ini membahas upaya pengembangan dalam rangka memfasilitasi pertumbuhan Ekonomi Halal melalui diskusi halal sebagai faktor pembeda transformasi bisnis, perdagangan lintas batas, mengembangkan bakat dan kewirausahaan pembangunan masa depan halal dengan menargetkan pemuda dan pemberdayaan perempuan.
- Pertukaran Nota Kesepahaman antara Pemerintah Malaysia dengan Bank of China, Halal Industri Development Corporation, Greenland Hong Kong Holdings Limited and Mega Capital Holdings Ltd, dan Nestle (Malaysia) Berhad.
- Strategic Foresight on Economic & Social Aspects : Industri Halal harus terus diupayakan secara fundamental untuk menjamin pertumbuhan Ekonomi Halal dan diharapkan dapat memainkan peran dalam mewujudkan dunia yang lebih baik.
- Global Halal Economy Outlook 2016 : Dengan penduduk Muslim 1,8 miliar akan mendorong lebih lanjut Ekonomi Halal senilai USD 2,3 triliun, termasuk perbankan Islam dan semua komponen Halal lainnya, USD 700 miliar dari makanan Halal.
- Facilitating Trade And Economic Development Through Strategic Collaborations : Untuk memacu Ekonomi Halal yang diproyeksikan bernilai sekitar USD 3,7 triliun pada 2019, perlu menciptakan kolaborasi strategis bisnis yang dapat menambah nilai transaksi keseluruhan dengan menghilangkan tarif, kuota impor atau pembatasan ekspor;
- Globalization Of Islamic Economy: The Industry Perspectives : Layanan Keuangan Islam mempertimbangkan penyediaan asuransi syariah atau takaful untuk UKM dan perusahaan multinasional untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan keuangannya untuk bisa merangsang pertumbuhan industri halal;
- Strategic Investments, Connecting Partners, Creating Business : Ekonomi Halal tumbuh progresif dan industri halal memperluas peluang dan potensi baru. Oleh karena itu, Hub Halal harus meliputi penyediaan infrastruktur dan ekosistem yang ideal, penelitian dan teknologi serta transformasi inovatif.
- E-Commerce & Halal : Dengan komponen beragam mulai dari Farmasi, Fashion, Kosmetik & Kecantikan, Makanan & Minuman, serta Perbankan & Jasa Keuangan, E-Commerce telah berhasil melayani konsumen dan pemain industri. Informasi halal kini menjadi lebih mudah diakses oleh konsumen dan masyarakat umum yang ingin tahu lebih banyak tentang integritas produk atau jasa.
- Talents Today, Leaders Tomorrow : Industri Halal perlu memiliki sistem yang mampu menyiapkan talenta yang baik dalam aspek teknis Halal serta aspek Syariah Halal, mampu mengintegrasikan konsep Supply Chain System Halal dan inovatif.
- Integritas merupakan salah satu komponen paling penting dalam pelaksanaan industri halal. Integritas jaminan halal melalui traceability yang sensitive, autentikasi yang valid dan reliable, serta open akses informasi kepada para konsumen untuk menghindari fraud dalam labelasasi halal.
- Kerajaan Malaysia telah membentuk Dewan Halal Malaysia, ini menunjukkan komitmen Malaysia untuk menjadi pemimpin Halal global melalui koordinasi yang lebih baik dalam pengembangan industri Halal.
Perkembangan Halal Dunia terkini :
- Australia dan Brazil telah membangun seluruh industri berbasis makanan untuk menjadikan mereka menjadi salah satu pemasok makanan halal ke pasar Timur Tengah.
- Jepang dengan agresif memperkenalkan dan juga memperluas ekspor produk dan jasa halal untuk pasar Muslim. Peningkatan minat wisata muslim juga mendorong Jepang berusaha mencari sertifikat halal untuk produk-produk mereka.
- Pemerintah Tiongkok akan membuka sejumlah kawasan industri yang khusus memproduksi produk-produk halal untuk konsumsi domestik dan mancanegara. Asosiasi Islam Cina (China Islamic Association/CIA) mendorong pemerintah untuk membuat panduan bagi para eksportir produk-produk halal di Tiongkok, sebelum memasuki pasar global, khususnya negara-negara Islam.
- Total perusahaan Korea yang memiliki sertifikat halal per akhir tahun 2015 ada 167 perusahaan dengan 501 produk yang meliputi makanan, minuman, pewarna pakaian hingga aksesoris.
Acara 13th Malaysia International Halal Showcase (MIHAS), diselenggarakan pada 30 Maret hingga 2 April 2016, menampilkan beragam produk dan layanan halal 543 perusahaan dari 29 negara. Sebanyak 50 perusahaan berasal dari Indonesia yang didukung oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Koperasi Kota Bandung serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau.
Sementara itu, 54 lembaga sertifikasi halal dari 32 negara telah berkumpul di 7th JAKIM International Halal Certification Bodies Convention 2016. Acara tahunan menyediakan platform bagi lembaga-lembaga ini untuk membuat pertukaran pada topik yang berkaitan dengan isu-isu sertifikasi halal seperti pelaksanaan halal sistem jaminan kualitas antara industri makanan di Malaysia, serta isu-isu etis yang mempengaruhi badan sertifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar